
TRIBUNNEWS.COM - Ini mungkin tidak akan terlalu menghibur Pelatih Spanyol Vicente del Bosque setelah timnya, yang menyandang gelar juara bertahan, kandas di fazse grup Piala Dunia 2014, Kamis (19/6/2014). Tapi, ada beberapa pelatih lainnya pernah mencoba dan gagal mempertahankan gelar juara empat tahun kemudian. Sejauh ini, hanya pelatih asal Italia Vittorio Pozzo yang sukses merebut gelar juara dunia dua kali beruntun (1934 dan 1938).
Berikut ini lima pelatih yang pernah menjadi pahlawan di Piala Dunia dan empat tahun kemudian menjadi pecundang.
1. Sir Alf Ramsey - Inggris (1966-1970)
Ramsey memimpin Inggris sebagai tuan rumah tahun 1966. Dia mengusung pakem 4-4-2, menggantikan pakem usang 4-2-4. Three Lions ke final. Di laga pamungkas, skuad Ramsey menghempaskan Jerman Barat 4-2. Empat tahun berselang, Ramsey memimpin Inggris di Meksiko, tetapi kandas di perempat final.
2. Helmut Schoen - Jerman Barat (1974-1978)
Schoen menempatkan Jerman Barat di final tahun 1966 dan peringkat ketiga tahun 1970,dan kemudian juara Eropa 1972. Di final Piala Dunia 1974, Schoen membantu Jerman mengalahkan Belanda 2-1. Di Argentina tahun 1978, Jerman Barat kandas di putaran kedua setelah dikalahkan Austria 2-3.
3. Cesare Menotti - Argentina (1978-1982)
Pelatih berjulukan 'Thin One' ini membantu Argentina merebut gelar juara dunia kali pertama pada 1978. Empat tahun kemudian di Spanyol, Menotti mengalami nasib seperti del Bosque, timnya kandas di fase grup.
4. Enzo Bearzot - Italia (1982-1986)
Pelatih yang suka memakai kacamata hitam dan merokok ini menjadikan Italia sebagai juara dunia 1982 setelah mengalahkan Jerman Barat 3-1 di final. Empat tahun berselang, Bearzot dan Italia pulang lebih cepat karena mereka kalah oleh Prancis di perempat final.
5. Marcello Lippi - Italia (2006-2010)
Lippi memimpin Italia yang dihantui skandal calciopoli pada 2006 di Jerman. Gli Azzurri juara dunia untuk kali keempat setelah menang adu penalti atas Prancis 5-3. Sempat pensiun, Lippi kembali memimpin Italia di Afrika Selatan empat tahun silam. Italia terpuruk, menjadi juru kunci grup.
No comments:
Post a Comment