1. Berontak terhadap Sistem pemerintahan yang buruk
Kau tertawa diatas kekuasaan
Kau diam dalam tahumu
Apa yang kau kerjakan disana?
Ribuan rakyat mengeruk sejumput tanah demi hidup
Diam-diam kau merayap bersama kekuasaan
Menindas tubuh kecil tak berdaya
Bertopeng malaikat tapi menikam
Membela tapi memindas
Berjuta manusia berharap untuk hari esok
Tapi kau remuk redam mereka
Kau hancurkan dengan seonggok harapan kosong
Kau hitamkan dengan janji-janji tiada arti
Penindasan Para Penguasa “Kurnia laelasari “
2. Bercorak perjuangan anti tirani proses politik, anti kezaliman dan kebatilan
Kawan dengarkanlah
Kengerian terlalu lama
Di tanah yang harusnya kita merasa bangga
Bila kau tak bicara
Kita lelah menanam dusta
Bukankah menderita adalah kita juga?
Hey Negeri ???
Kapankah akan berhenti !
Hey Negeri ???
Kapankah mungkin kita akhiri !
Hey Negeri “ Rindy Wahyu Budi P.”
3. Bercorak membela keadilan
Kau para penjahat bersragram
Lihatlah, para gelandangan kelaparan
Beratapkan langit, beralaskan jalan
Mengais sampah mencari makan
Tak pernah mereka rasakan
Dunia dengan penuh kemewahan
Disatu sisis,
Negara ini Negara demokrasi
Hokumpun kita taati
Tapi mereka tak pernah menerima aspirasi
Mereka abaikan demonstrasi
Memimpin Negara dengan emosi
Sidang pun anarki
Hingga puisi pun mereka kali.. READ MORE
Antara penjahat dan pejabat “ Deta ervita sari”
4. Mencintai nusa, bangsa, negara dan persatuan
Kenapa kau beri hutang di negeri asing kenapa kau wariskan ekonomi yang bikin pusing kenapa kau ceritakan saat ini puing-puing frustasi hanya para korupsi, yang buat rakyat mati berdiri tanah air ku, disini kutumpahkan darah ini disini dulu kami berjuang hingga mati disini dulu kami saling berjuang melupakan perbedaan ras, agama dan suku untuk menang tanah air ku, mengapa sekarang kau suram kenapa tanah air mu terbengkang kenapa keindahan ini tak lagi cemerlang kenapa penghunimu hanya berebut jabatan dan kekayaan dari sudut pedesaan dari sudut perkotaan masih ada generasi-generasi muda yang berjuang berpikir dan mencoba bangkit dari keterpurukan kami disini masih cinta kami disini masih sayang tanah air ku satu bernama Indonesia negeri ku bhineka tunggal ika
Indonesia Tanah Air Ku“ Heru Nurananto “
5. Banyak mengemukakan cerita-cerita dan kepercayaan rakyat sebagai pokok-pokok sajak balada.
Biarkanlah mereka tenang
Biarkanlah mereka damai
Dan biarkanlah mereka menjadi diri sendiri
Jangan sampai kau sedikitpun
Membuat mereka marah
Mereka murka
Atau mereka yang akan memakan kita !!!
Dewi Sri akan selalu memberikan butiran-butiran suci
Dan langit akan selalu meneteskan air matanya
Biarkan semua itu
Sebuah berkah yang maha
Agar kita belajar bijaksana
Rawat, Lindungi, berilah kasih sayang
Jangan sampai jadi durhaka
Hanya ini lah cara kita !
Cara Kita “ Puput Alviani”
6. Ada gambaran suasana muram karena menggambarkan hidup yang penuh penderitaan
Jika kupaksakan dengan peluh jua
Tetap saja hanya untuk makan sehari
Terkadang ingin kuberdiam saja
Melawan suara risau nyanyian perut
Hidup hari ini
Bergantung pada kerja kemaren
Hidup besok
Bergantung pada kerja hari ini
Jika kutadahkan tangan meminta
Hatiku remuk menolak hina
Jika teringat nasib untuk berubah
Ragaku rapuh menopang gagal
Demi Sesuap Saja “ Selvia”
7. Mengungkapkan masalah-masalah sosial; kemiskinan, pengangguran, perbedaan kaya miskin yang besar, belum adanya pemerataan hidup
Di sudut ingar bingar kota diacuhkan
Terasingkan dari kelayakan
Menatap haru hidup di hari esok
Hari untuk menyambung urat nadi
Jiwanya tangguh menerjang badai kemiskinan
Raganya nestapa melawan arus kenyataan
Tak terperi tergerus oleh ketidakadilan
Meraung melawan kenyataan
Dia bagaikan suara katak di malam hujan
Di acuhkan di sudut kota besar
Hanya teman kemiskinan yang setia
Hanya nafas yang masih tersisa
Derita Di Sudut Kota “ Kurnia Laelasari”
8. Protes sosial dan politik
Terlalu jauh perkataannya
Tak nampak rata ataupun sama
Semua terlihat sangat jauh beda
Bla , , ,bla, , ,bla, , ,bla, , ,
Pandai benar bermain kata – kata
Entah benar , entah salah
Tak ada yang mengira
Ngoceh sana, ngoceh sini
Mengumbar janji tanpa bukti
Kau memang pandai bersilat lidah
Kau pandai juga memutar balik fakta
Dasar tikus politik !
Tak tau norma, Tak paham pula agama
Buta mata karena harta
Telanjangilah matamu,
Tak nampak kah kehidupan sekitarmu ?
Wajah-wajah tergusur yang hanya dapat
Melihat tingginya kopiah yang kau kenakan
Dasar tikus politik !
Tak hanya buta mata
Namun, Buta hati dan telinga !!
No comments:
Post a Comment